Faktabanyuwangi.co.id - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak lama lagi akan segera berlangsung. Pesta demokrasi guna memilih sosok pemimpin wilayah sangat ditunggu oleh seluruh lapisan masyarakat.
Perkembangan zaman yang semakin maju dan di era demokrasi ini, pemilihan seorang pemimpin berbeda dengan zaman era kerajaan. Dimana seorang pemimpin disuatu wilayah ditentukan oleh raja, yang ucapannya tidak boleh dibantah oleh siapa saja kecuali Dewata (Sabdo Pandito Ratu).
Tidak bisa dipungkiri kemajuan zaman dan teknologi yang begitu pesat, hampir setiap manusia hidup di Dunia ini begitu pandai dalam mencari sensasi dengan simpati dan kepuasan hati.
Tidak sedikit para bakal calon Bupati atau calon Gubernur serta wakilnya, mulai memanfaatkan kepandaian yang dimiliki guna untuk menjalankan mesin politik.
Salah satunya dengan cara membentuk tim-tim dari kalangan masyarakat yang merasa simpati dengan tujuan supaya bisa membantu mengobrol janji sana sini.
Banyak hal menarik yang perlu kita ketahui dari persiapan Pilkada saat ini khususnya di Kabupaten Banyuwangi. Diantaranya, terkait isu "memborong rekomendasi" padahal isu yang sekarang santer terdengar itu belum bisa dipastikan kebenarannya dan belum ada yang berani mempertanggung jawabkan.
Isu miring penuh kebohongan yang beredar luas di kalangan masyarakat Banyuwangi saat ini rupanya di peruntukan kepada calon Bupati petahana yaitu Ipuk Fiestiandani. Isu memborong rekomendasi dari pihak petahana ternyata sudah menjadi buah bibir yang terus bergulir.
Namun sayang, dengan isu yang ada saat ini, rupanya sosok Ipuk Fiestiandani masih sangat di minati dan menjadi primadonanya Banyuwangi untuk maju kembali mencalonkan diri menjadi pemimpin Bumi Blambangan.
Terbukti saat ini tidak sedikit komunitas relawan yang memberikan dukungan kepada Ipuk Fiestiandani, diantaranya Komunitas Pendukung Ipuk (KPI), Komunitas Dukungan Ipuk (KDI), Barisan Pendukung Ipuk Pimpin Banyuwangi (BPIP), menjadi bukti bahwa Bupati Ipuk layak melanjutkan pimpin Banyuwangi.
Jika memang benar adanya memborong, itu sah-sah saja jika tidak ada kegiatan transaksional finansial karena itu bukan suatu solusi yang tepat dan bijak. Namun jika memborong dengan transaksional atau mahar mahal, saya rasa pendukung atau masyarakat tidak setuju dengan langkah tersebut.
"Kalau rekomendasi partai itu sangat penting, tapi sangat lebih penting adalah rekomendasi dari masyarakat langsung. Rebut hati masyarakat dengan melakukan kegiatan politik yang positif, mendidik, dan berdampak langsung untuk masyarkat," kata Ketua BPIP Banyuwangi, Yoga Yuliarto, Rabu (19/6/2024).
Yoga sapaan akrab, Ketua komunitas BPIP Banyuwangi menjelaskan, isu yang menerpa petahana, apakah yakin bakal calon yang lain tidak melakukan kontrak politik dengan transaksional, atau tidak ada kekurangan yang sengaja disimpan dengan rapi.
"Masing-masing pendukung maupun tim sukses memiliki strategi dan mengetahui kekurangan dari bakal calon. Kurang baik untuk masyarakat luas jika pesta demokrasi ini hanya adu kekurangan atau mengumbar aib masing-masing bakal calon, apa lagi isu yang belum tentu kebenarannya," jelasnya.
"Wajah lama belum tentu lebih baik, wajah baru pun belum tentu yang terbaik, namun jika dilihat dari sudut lain, semua bakal calon sama-sama yang terbaik," tambah Yoga.
Manusia hidup di Dunia, lanjut Yoga, tidak ada yang sempurna. Ipuk dengan kekurangannya dalam arti penyelesaikan program kerja yang belum tuntas karena masa jabatan yang tidak jangkap 5 tahun, dan bakal calon yang baru dengan masih meraba program atau masih dalam angan-angan program kerjanya.
Biarkan masyarakat memilih dengan hati nurani, jangan dipaksakan dan jangan di cekoki dengan kebohongan sehingga masyarakat mempunyai pemikiran kegiatan politik yang tidak sehat.
"Adu gagasan dengan Visi dan Misi dari bakal calon Bupati adalah hal utama yang didengungkan. Jangan hanya menjelekkan orang lain untuk menutupi kekurangan," pungkasnya. (*)