Faktabanyuwangi.co.id – Memasuki musim pancaroba Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai dan mencegah penyakit yang berbahaya yaitu Demam berdarah dengue atau yang biasa dikenal penyakit DBD.
Penyakit DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes Aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu penyakit yang sering menjangkit masyarakat dan Indonesia termasuk salah satu negara dengan penyebaran penyakit DBD.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi,
Amir Hidayat mengatakan, musim peralihan memberikan kondisi ideal
bagi perkembangan nyamuk Aedes Aegypti. Untuk masyarakat dihimbau untuk meningkatkan
kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan dalam mengurangi populasi nyamuk
agar terhindar dari penyakit DBD.
“Tentunya masyarakat perlu menerapkan
PHBS (pola hidup bersih dan sehat). Mulai menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Ades Aegypti,” katanya.
Amir menambahkan, pencegahan
DBD harus dilakukan secara komunal. Sebab terbentuknya genangan pada
penampungan atau lubang- lubang air hujan rentan menyebabkan nyamuk Aedes
aegypti bersarang.
Penyakit DBD sendiri menular ketika nyamuk membawa virus Dengue menggigit penderita demam berdarah
kemudian menggigit orang yang sehat.
“DBD dapat menyerang anak- anak dan orang dewasa juga,”tambahnya.
Upaya pencegahan, lanjut Amir, paling efektif berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup dan mengubur barang- barang bekas. Adapun gejalah DBD diawali demam tinggi, sakit kepala,
serta nyeri tulang dan otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah
berisiko mengancam nyawa.
"Hingga Oktober, telah terdeteksi 47
kasus DBD. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya pada bulan yang sama, kami tetap mengingatkan potensi lonjakan saat
musim hujan tiba," ungkapnya.
Dalam upaya pencegahan, Dinkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M. Ini melibatkan pengurasan bak penampungan air
secara rutin, penutupan tempat penampungan air yang tidak berhubungan dengan
tanah, dan pembersihan tempat yang dapat menimbulkan genangan air.
"Surat Edaran sudah disampaikan ke seluruh kecamatan di Banyuwangi, mengajak masyarakat membersihkan lingkungan setiap minggu. Kehati-hatian juga diperlukan jika ada yang terserang nyamuk Aedes Aegypti, karena dapat menularkan hingga radius 100 meter." jelasnya.
Dalam menghadapi potensi lonjakan kasus DBD, Dinkes telah menyiagakan Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk melakukan surveilans, penyelidikan, dan pencegahan secara cepat dan akurat. Puskesmas setempat juga telah menyediakan obat pembunuh jentik nyamuk secara gratis untuk mengantisipasi penumbuhan
jentik nyamuk penyebab DBD.
Warga diminta untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melibatkan diri dalam langkah-langkah pencegahan yang telah disarankan oleh Dinkes. Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran DBD di tengah masyarakat. (*)