Banyuwangi – Kota Banyuwangi, yang kaya dengan pesona alam dan budaya, tengah berbenah menyambut gelombang wisatawan yang akan datang mengisi libur Natal dan Tahun Baru. Perayaan akhir tahun ini memang menjadi magnet bagi banyak pengunjung, sehingga persiapan intensif dilakukan agar pengalaman wisata di Banyuwangi tidak hanya menarik, tapi juga aman dan nyaman.
Rofiq menyatakan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi bersama berbagai pihak, seperti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), kepolisian, dan pramuwisata. Langkah ini bertujuan untuk memastikan kesiapan layanan yang memadai selama periode Nataru, ketika jumlah wisatawan diperkirakan meningkat.
“Dalam rakor, kami ingin meminta bantuan dari pihak kepolisian untuk meningkatkan keamanan di tempat wisata. Pokdarwis juga kami minta berbenah untuk menghadirkan wisata aman dan nyaman,” ujar Rofiq.
Tak hanya soal koordinasi keamanan, peningkatan pengawasan lewat CCTV juga menjadi perhatian utama. Beberapa titik jalur wisata yang strategis akan dilengkapi dengan tambahan CCTV, sementara unit yang rusak akan segera diperbaiki. Menurut Rofiq, pemantauan ini adalah upaya nyata untuk menjaga ketertiban dan memberikan rasa aman bagi wisatawan yang datang.
Bukan hanya dari segi keamanan, kualitas layanan juga tak luput dari sorotan. Rofiq menekankan pentingnya peningkatan layanan dari para agen wisata, khususnya untuk memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan namun tetap memperhatikan keselamatan. Bagi pengelola wisata tirta, peran lifeguard atau penjaga pantai akan diperkuat guna memastikan keamanan pengunjung yang beraktivitas di area perairan.
“Pengelola wisata agar tetap dimaksimalkan pelayan dan keamanan wisatawan. Khususnya untuk wisata tirta agar memaksimalkan tugas lifeguard,” jelas Rofiq.
Sebagai langkah preventif, Disbudpar Banyuwangi akan segera mengeluarkan Surat Edaran yang berisi Standard Operating Procedure (SOP) terkait jam operasional di berbagai destinasi wisata. Hal ini dilakukan untuk menekan risiko keamanan, terutama di tempat-tempat yang ramai pengunjung, seperti di Pulau Merah yang pernah mengalami insiden di masa lalu. Penetapan waktu operasional yang jelas diharapkan mampu menghindari tindak kejahatan dan menjaga ketertiban selama periode liburan.
“Kami berharap aturan jam buka dan tutup ini bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini untuk keamanan semua pihak, baik wisatawan maupun pengelola,” tambah Rofiq.