Kesehatan

Banyuwangi Fokus Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan Prioritaskan Keluarga Miskin

Banyuwangi Fokus Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan Prioritaskan Keluarga Miskin

Faktabanyuwangi.co.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi menggelar Rapat Koordinasi Bidang Kesehatan Masyarakat di Blambangan Ballroom Hotel El Royal Banyuwangi. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Kepala Puskesmas, beserta pengelola program gizi, pengelola program KIA, pengelola program promosi kesehatan dan sanitasi kesehatan lingkungan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi lintas program dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

"Kita perlu komunikasi bagaimana seluruh program ini untuk menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, dan menurunkan stunting," ujar Amir.

Menurut Amir, kematian ibu dan bayi di Banyuwangi cenderung meningkat, terutama pada bayi. Pada tahun 2022, terdapat 134 kasus kematian bayi, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 158 kasus.

Amir mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya kematian bayi adalah banyaknya ibu hamil risiko tinggi. Ibu hamil risiko tinggi adalah ibu hamil yang memiliki faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian bayi, seperti usia terlalu muda atau terlalu tua, jarak kehamilan terlalu dekat, dan jumlah anak terlalu banyak.

Amir menjelaskan, ada beberapa contoh faktor risiko yang dapat menyebabkan ibu hamil menjadi risiko tinggi, antara lain usia ibu hamil, jarak kehamilan, jumlah anak. Selain faktor-faktor tersebut, ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kematian bayi, seperti ketidakmampuan ibu untuk mengakses pelayanan kesehatan dan kemiskinan. Untuk itu, pihaknya meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap seluruh warga, terutama pada keluarga miskin.

"Sasaran prioritasnya adalah warga miskin dan kita sudah membagi data by name by addressnya. Kadang keluarga miskin ini kan tidak ke tempat pelayanan kesehatan, tidak kita deteksi karena tidak punya transport," ujar Amir.

Amir menghimbau kepada tenaga kesehatan Banyuwangi untuk mendatangi atau menjemput keluarga miskin supaya diberikan pelayanan kesehatan.

"Kita minta teman-teman dia yang mendatangi, itu yang diharapkan. Jadi seluruh warga Banyuwangi menjadi sasaran tapi dengan fokus data sasaran keluarga miskin," harapnya.

Dalam rapat koordinasi ini, akan dimintai rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi selama tahun 2023, dan akan diperkuat upaya percepatan peningkatan capaian pada tahun 2024. Dengan upaya-upaya yang telah disebutkan di atas, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Banyuwangi dapat diturunkan secara signifikan. (*)