Wisata

Wisata Pulau Merah, Saksi Bisu Sejarah Geologi Banyuwangi

Wisata Pulau Merah, Saksi Bisu Sejarah Geologi Banyuwangi


Di balik eksotisnya pantai ini, semua itu tak lepas dari proses panjang geologi sekitar 33-35 juta tahun yang lalu pada kawasan ini. Menurut para ahli geologi, Pantai Pulau Merah terbentuk dari proses subduksi panjang yang akhirnya pantai ini masuk dalam kawasan Ijen Geopark.


Berbicara mengenai Geopark Ijen, proses yang panjang ini mengakibatkan berbagai macam fenomena geologi atau kebumian di wilayah Geopark Ijen ini. Proses geologi disini pasti berkaitan dengan kronologi atau urutan waktu baik dari paling tua ke yang paling muda maupun sebaliknya.

General Manager Geopark Ijen, Abdillah Baraas mengungkapkan semua yang ada di Geopark Ijen ini berawal dari lokasi ini, dimulai dari tumbukan lempeng Indoaustralia yang berada di selatan menumbuk lempeng Eurasia yang ada di sebelah utara sekitar 66 juta tahun yang lalu.

"Sebelumnya wilayah ini diperkirakan adalah sebuah laut yang luas setelah ada tumbukan ini baru munculah perlahan demi perlahan daratan hingga jajaran pegunungan di kawasan selatan waktu itu. Bagian utara dari kawasan ini pada saat itu masih tetap menjadi danau yang luas hingga sekitar 4 juta tahun lalu." ungkap Abdillah.

Pegunungan yang terus tumbuh dan berkembang di selatan jawa membuat kawasan ini menjadi daratan pertama di kawasan Geopark Ijen. Proses erupsi pegunungan mengakibatkan wilayah ini menjadi tempat yang ideal untuk memulai kehidupan karena setelah erupsi adalah sebuah berkah bagi wilayah sekitarnya, tumbuh- tumbuhan tumbuh dengan subur, hewan-hewan pun bisa tinggal dengan nyaman dengan dukungan lingkungan yang ideal.

"Lambat laun, aktivitas pegunungan yang dulunya gagah itu pun mulai terhenti. Hal ini diperkirakan sekitar empat juta tahun yang lalu, bersamaan dengan mulainya tumbuh batu gamping di kawasan ini." kata Abdillah.

Berhentinya aktivitas ini diakibatkan supply magma yang berasal dari dapur magma jauh berkurang bahkan habis di kala itu setelah peristiwa melandainya lantai samudera sehingga arah pembentukan gunung berada di kawasan utara Geopark Ijen.

"Tak tanggung-tanggung akhirnya gunung yang pernah ada itupun roboh akibat kekosongan yang ada dibawah,sehingga sesuai prinsip gaya gravitasi jatuhlah ke bawah tubuh gunung itu hingga menyisakan beberapa potongan tubuh seperti bukit- bukit dan batuan yang tersingkap disana." imbuh Abdillah.

Bagian tubuh penting yang tersisa itu adalah pulau merah, salah satu jejak itu adalah batuan terobosan pulau merah. Mungkin para pembaca bertanya- tanya apa sih maksud dari batuan terobosan itu.

Apabila kita mengunjungi pantai pulau merah, maka kita akan melihat bukit eksotis ikon pantai ini yang berada di seberang. Pernah tidak terlintas di benak kita, mengapa bukit tersebut masih berdiri kokoh disana, padahal setiap hari mengalami hantaman ombak, hempasan angin, terkena terik matahari maupun tersiram air hujan.

"Ternyata semua ini berkaitan dengan proses geologi pegunungan dan ternyata saat ini hal yang sama juga sedang terjadi di Kawah Ijen. Bagaimana batuan itu menjadi kuat akibat dari terobosan magma yang berulang kali pada bagian pulau merah yang terjadi pada kala jutaan tahun lalu. Tidak hanya menjadi kuat, namun juga mengakibatkan batuan yang ada di bukit ini kaya akan mineral dan kita mengenalnya dengan mineralisasi emas dan tembaga." pungkas Abdillah.

Dari sini juga kita dapat saksikan batuan tertua di kawasan ini yang menjadi alas gunungnya di kala itu. Proses yang sama juga saat ini yang bisa kita amati di sekitar Kawah Ijen. Bukan tidak mungkin beberapa juta tahun kedepan ijen akan membentuk seperti batuan di Pulau Merah ketika aktivitas di pegunungan ini sudah mati atau suplai magmanya sudah terhenti.

Geologi tidak hanya berbicara mengenai masa lalu, namun juga menceritakan apa yang ada di masa lalu, masa sekarang dan prediksi yang terjadi di masa depan. Bagaimana panjangnya sejarah dari situs geologi batuan terobosan Pulau Merah ini menjadi bukti kecil begitu dinamisnya bumi akibat peristiwa geologi ini. Dari peristiwa ini bisa kita dapatkan berkah di kemudian hari tentunya saat ini sudah kita rasakan bagaimana tempat ini menjadi rujukan kunjungan penelitian, wisata, edukasi dan studi banding oleh orang-orang di luar sana. (*)