Faktabanyuwangi.co.id - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, Emy Wahyuni Dwi Lestari, angkat bicara mengenai wacana pembangunan lahan parkir ditengah pasar Banyuwangi.
Emy sapaan akrab politisi perempuan dari Partai Demokrat Banyuwangi tersebut, mengingat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkop UMP) setempat, agar mengkaji kembali rencana pembangunan lahan parkir ditengah pasar.
“Perlu pengkajian mendalam untuk mengubah kios-kios kosong ditengah pasar Banyuwangi menjadi lahan parkir,” katanya, Jumat (7/7/2023).
Emy menjelaskan, lahan parkir yang tersedia di beberapa titik disekitar Pasar Banyuwangi, sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Justru, kios-kios kosong yang terbengkalai ditinggal pedagang dan kondisinya cukup memprihatinkan perlu untuk dilakukan pembangunan. Daripada harus mengalihkan fungsi menjadi lahan parkir.
"Kios-kios yang kosong dan rusak perlu menjadi fokus utama dalam pemulihan pasar tradisional kita. Dengan memperbaiki dan memberdayakan kios yang sudah ada, kita dapat mendorong para pedagang untuk kembali berdagang di dalam pasar untuk tidak menimbulkan kemacetan dan menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Pemkab Banyuwangi, lanjut Emy, disarankan melakukan studi kelayakan yang komprehensif untuk memastikan bahwa rencana revitalisasi kios akan memberikan dampak positif secara ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam hal ini, melibatkan para pedagang dan masyarakat secara langsung akan menjadi langkah penting dalam menentukan arah dan strategi yang tepat untuk menghidupkan kembali pasar tradisional.
Pihaknya, tidak ingin bahwa pembangunan lahan parkir ditengah Pasar Banyuwangi, semata-mata hanya digunakan untuk meningkatkan jumlah restribusi daerah, tapi juga harus melihat dampak keberlanjutan positif kepada masyarakat.
“Kalau pasarnya bersih dan rapi, selain banyak pedagang yang menyewa kios, para pembeli juga akan masuk ke dalam pasar,” jelasnya.
Perlu diketahui, terdapat 443 lapak di Pasar Banyuwangi Kota yang ditinggalkan oleh pedagang. Berbagai alasan penyebab lapak sebanyak itu ditinggalkan diantaranya, pembeli lebih memilih berbelanja dengan sistem drive thru atau belanja dipinggir trotoar pasar hingga sarana dan prasarana yang ada di dalam pasar tidak memadai. (*)