Faktabanyuwangi.co.id - Sejumlah warga Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi, mengalami kerugian puluhan juta rupiah setelah tanamannya dibabat oleh Orang tidak dikenal (OTD) diduga buntut konflik perkebunan PT Bumisari Maju Sukses.
Setidaknya ada 11 orang menjadi korban pengerusakan. Mereka mengalami kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta, kerugian tersebut akibat lahan dan sejumlah pohon tanamannya dirusak. Seperti tanaman pohon manggis, kelapa, durian, cengkeh, kopi hingga padi milik warga.
Dengan rincian tiga pohon manggus dan empat pohon pisang milik Imam, 17 pohon manggis dan empat pohon durian milik Nuraini, enam pohon manggis dan dua pohon cengkeh milik Salimin. Kerusakan yang dialami Salimin, juga terjadi pada pondok yang ada di lahan perkebunannya.
Ada juga 12 pohon manggis, satu pohon durian, empat pohon cengkeh dan enam pohon pisang milik Arisin. Untuk tanaman milik Riyanto berupa satu pohon alpukat, satu pohon langsat, dua pohon manggis, 10 pohon pisan dan satu pohon kelapa.
Sedangkan milik Oni Cahyono berupa tiga pohon manggis, dan Holipah enam pohon manggis, satu pohon durian dan empat pohon kopi.
Tidak hanya itu, 1/4 Hektare tanaman padi siap panen milik Misdi juga dirusak. Serta tiga korban lainnya yaitu Salwiyah, Samani dan Akiyah, kehilangan janur masing-masing di 10 pohon kepala.
Aksi pengerusakan tersebut, kemarin (14/5) sudah dilaporkan ke Mapolresta Banyuwangi. Para yang merupakan warga Dusun Krajan, Desa Pakel, Kecamatan Licin itu, berharap ada penegakan hukum dan perlindungan hukum bagi mereka.
"Semoga ada penegakan hukum, agar pelaku bisa segera ditangkap dan ditindak tegas," ujar salah satu korban, Arisin.
Arisin menyebut bahwa dirinya belum menerima tali asih yang diberikan. Tetapi memang dirinya sempat datang ke Kantor Desa Pakel. "Saya saja belum menerima uang tali asih, tetapi ikut menjadi korban pengerusakan," katanya.
Adanya aksi pengeruskaan itu, lanjut Arisin, tentu mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Makanya, dirinya berharap ada gantirugi kerugian yang dialami. "Semoga saja ada gantirugi, karena satu pohon manggis saja bisa mencapai Rp 25 juta," ungkapnya.
Sekdes Pakel, Riyanto yang juga menjadi korban pengeruskaan menyebut bahwa aksi pengerusakan dialami usai adanya program tali asih. Adanya program tersebut, kemungkinan kuat menjadi kecemburuan sosial bagi masyarakat.
"Jadi sejak adanya program tali asih itulah, ada konflik sosial warga. Sehingga, cukup membuat masyarakat semakin resah," ungkapnya.
Riyanto mengatakan, jika korban pengerusakan memang kebanyakan warga penerima tali asih dari Bumisari. Mereka mendadak dirusak tanamannya oleh OTD.
"Aksi pengerusakan itu usai adanya pembagian tali asih, dimana pembagian tali asih dibagikan pada Jumat (10/5) lalu. Sedangkan aksi pengeruskan diduga kuat terjadi pada Minggu (12/5) malam," terangnya.
Hal itu, masih kata Riyanto, dikarenakan baru diketahui adanya pengerusakan pada Senin (13/5) pagi. Ternyata, tanaman sejumlah warga dirusak dan dibabat habis.
"Lokasi lahan korban ini memang tersebar di Durenan dan Sadang, mangkannya tidak mungkin hanya dilakukan satu orang," jelasnya.
Riyanto berharap, aparat kepolisian bisa bertindak tegas dan para korban mendapatkan perlindungan. Dikarenakan, tidak menutup kemungkinan akan ada aksi lanjutan yang dapat merugikan warga.
"Kami sangat berharap para penegak hukum bisa melindungi warga Pakel, jangan ditinggalkan warga Pakel. Dikarenakan, dapat mengancam keselamatan dan keamanan warga," harapnya. (*)